Oleh : Tgk. Mukhlisuddin, SHI, MA (Penyuluh Agama Islam Fungsional Kab. Pidie Jaya)
Cinta dan motivasi jelas memiliki hubungan yang erat. Cinta adalah motivasi yang paling kuat. Cinta adalah penggerak hati, pikiran, dan tindakan. Seseorang akan merasa tergerak hatinya saat sesuatu yang dicintainya disebutkan. Cinta menggerakan pecinta untuk mencari yang dicintainya.
Cinta dan motivasi jelas memiliki hubungan yang erat. Cinta adalah motivasi yang paling kuat. Cinta adalah penggerak hati, pikiran, dan tindakan. Seseorang akan merasa tergerak hatinya saat sesuatu yang dicintainya disebutkan. Cinta menggerakan pecinta untuk mencari yang dicintainya.
Objek cinta itu begitu banyak. Mereka adalah ujian bagi
kita semua. Cinta terhadap lawan jenis, cinta terhadap
keluarga, cinta terhadap harta benda, cinta terhadap tanah air, dan cinta
terhadap hal² lainnya.
Apa yang dimaksud bahwa cinta itu adalah tawanan...???
Siapa yang ditawan...???
Cinta menawan hati. Sebab hati akan tunduk demi
mengejar apa yang dicintainya. Banyak sekali orang yang rela melakukan apa pun
demi yang dicintainya. “Gunung kan kudaki, lautan akan kusebrangi...!!!” begitu
kata syair yang menggambarkan bagaimana hati tertawan oleh cintanya kepada
kepada seorang gadis pujaan.
Lihatlah sahabat
blogger semua banyak
orang yang melakukan segala cara untuk mendapatkan harta dan jabatan. Yang
haram dihalalkan, apa pun dilakukan semua cintanya kepada harta dan jabatan.
Cinta selalu menggerakkan hati pada apa yang dia
inginkan. Keinginan diri inilah yang disebut dengan hawa nafsu. Sehingga dengan
cinta ia menjadikan hatinya sebagai tawanan hawa nafsu, mengikuti apa yang
dikatakan hawa nafsu dan menjadikan hawa nafsu dengan pimpinannya dalam hidup.
Sehingga masuklah dia ke dalam fintah syahwat, yang menghalangi hatinya dari
petunjuk dan rahmat.
Tapi, Kemerdekaan Itu Datang Dari Tauhid. Tauhid
membebaskan hati ini dari tawanan hawa nafsu. Bebas dari tawanan cinta harta,
jabatan, popularitas, anak, lawan jenis, dan objek cinta yang berasal dari hawa
nafsu. Bukan berarti, kita tidak lagi mencintai mereka.
Namun, dengan
kehadiran tauhid, maka hawa nafsu sudah bisa ditundukan, sehingga cinta kita
tidak lagi hanya digerakan oleh hawa nafsu, tetapi digerakan oleh cinta kita
kepada Allah sebagai konsekuensi tauhid.
“Adapun orang² yang beriman sangat cintanya kepada
Allah...!!!” (Al-Baqarah: 165) Anda akan terbebas dari kesedihan
yang tidak perlu. Seseorang yang melakukan hal² yang dilarang agama demi
cintanya, artinya belum ada tauhid pada dirinya, setidaknya masih sedikit.
Orang yang hatinya sudah dipenuhi dengan cinta kepada
Allah, tidak mungkin menduakan cintanya dengan sesuatu yang rendah. Tidak
mungkin meninggalkan Allah (yang dicintainya) demi cinta kepada selainnya.
Kita boleh
mencintai lawan jenis, namun kita tidak akan pernah melakukan yang dilarang
seperti mendekati zina bahkan melakukan zina, bunuh diri, durhaka kepada orang
tua, dan perbuatan munkar lainnya.
Sebab perbuatan² tersebut dimurkai oleh cinta sejati
kita, yaitu Allah SWT. Satu²nya cara mencintai terhadap lawan jenis adalah
melalui pernikahan. Titik.
Begitu juga,
cinta kita kepada keluarga, harta, jabatan, dan objek cinta lainnya tidak akan
menggerakan kita untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh Allah SWT
sebagai cinta sejati kita.
0 komentar:
Posting Komentar