Tegakkan
Gerakan Sadar Wakaf 2013
Ummat Islam di Indonesia merupakan ummat yang memiliki
penganut agama yang dominan dari ummat beragama lainnya. Agama Islam sendiri
merupakan suatu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., yang memiliki tiga
pilar utama yang dikatakan dengan iman, Islam dan ihsan. Dengan iman diarahkan
manusia agar mempercayai rukun iman yang enam, percaya kepada Allah, Rasul,
Malaikat, Hari Akhirat, dan percaya kepada qadar baik dan
buruk semua dari
Allah. Sedangkan Islam adalah mengikrarkan dengan lisan, mengiktiqadkan dengan
hati sanubari serta mengamalkan seluruh perintah Allah serta meninggalkan larangan-Nya.
Sedangkan ihsan juga merupakan konsep inti agama Islam yang tidak hanya saja
berupa penghambaan diri semata kepada Allah sang pencipta tetapi ihsan memiliki
konsep hablun min an-nas, yaitu hubungan antar sesama manusia
secara horizontal dan juga memperhatikan hubungan dengan alam sekitar. Oleh
karena itulah salah satu langkah dalam membangun hablun min an-nas adalah dengan membangun jiwa membantu
antar sesama, dan di sinilah keadaaan wakaf diperbincangkan.
Dalam Hal Ini Kantor Urusan Agama Kecamatan Mutiara Timur bekerjsama
dengan Penyuluh Agama Islam Fungsional Kab. Pidie Jaya untuk
menggalakkan semangat untuk berwakaf
melalui Program Sadar Wakaf 2013, dalam brosur singkat akan kami uraikan sekilas
gambaran tentang ketentuan wakaf .
1. Pengertian Wakaf
Secara etimologi, wakaf berasal dari perkataan Arab “Waqf” yang bererti
“al-Habs”. Ia merupakan kata yang berbentuk masdar (infinitive noun) yang pada
dasarnya berarti menahan, berhenti, atau diam. Apabila kata tersebut
dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia berarti
pembekuan hak milik untuk faedah tertentu (Ibnu Manzhur: 9/359).
Sebagai satu istilah dalam syariah Islam, wakaf diartikan sebagai
penahanan hak milik atas materi benda (al-‘ain) untuk tujuan menyedekahkan
manfaat atau faedahnya (al-manfa‘ah) (al-Jurjani: 328). Sedangkan dalam
buku-buku fiqh, Dalam Mazhab Syafi‘iyah, Wakaf diartikan dengan menahan
harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan
cara memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan
kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah (al-Syarbini: 2/376). Golongan ini
mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi bendanya
(al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat
diambil manfaatnya secara berterusan (al-Syairazi: 1/575).
2. Dasar Hukum Wakaf
A. Menurut Al
Quran
Surat Al-Hajj ayat : 77
Artinya : “…….dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan “(Q.S Al-Hajj : 77)
B. Menurut Hadist
Hadis riwayat
Bukhari Muslim dari Ibnu `Umar r.a. yaitu perintah Nabi kepada `Umar untuk
mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar:
Artinya :"Dari Ibn `Umar berkata: `Umar
memperoleh tanah di Khaibar lalu ia pergi menghadap nabi saw untuk mendapat
perintah atas hartanya tersebut. Ketika telah menghadap nabi ia mengatakan:
Wahai Rasulullah, aku memperoleh tanah di Khaibar, Saya belum pernah mendapat harta yang paling
saya kagumi seperti itu, apa perintahmu untukku atas harta tersebut? Nabi
menjawab: "apabila engkau mau, 'tahanlah' asalnya dan sedekahkan
hasilnya"...
C. Hukum Positif
Indonesia
1.
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004.
2.
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun
2006
3. Ketentuan Wakaf
a. Rukun
Wakaf
Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti
dipenuhi dalam berwakaf. Pertama, orang yang berwakaf (al-waqif). Kedua, benda
yang diwakafkan (al-mauquf). Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf
(al-mauquf ‘alaihi). Keempat, lafadz atau ikrar wakaf (sighah).
b. Syarat
Wakaf
Syarat-syarat orang yang berwakaf
(al-waqif)Syarat-syarat al-waqif ada empat, pertama orang yang berwakaf ini
mestilah memiliki secara penuh harta itu, Kedua dia mestilah orang yang
berakal, Ketiga dia mestilah baligh. Dan keempat dia mestilah orang yang mampu
bertindak secara hukum (rasyid).
Syarat-syarat harta yang diwakafkan,
pertama barang yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga Kedua, harta
yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya Ketiga, harta yang diwakafkan
itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif). Keempat, harta itu
mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain .
Syarat-syarat orang yang menerima
manfaat wakaf (al-mauquf alaih) Dari segi klasifikasinya orang yang menerima
wakaf ini ada dua macam, pertama tertentu (mu’ayyan) dan tidak tertentu (ghaira
mu’ayyan).
Syarat-syarat Shigah Berkaitan dengan
isi ucapan (sighah) perlu ada beberapa syarat. Pertama, ucapan itu mestilah
mengandungi kata-kata yang Menunjukkan kekalnya (ta’bid). Kedua, ucapan itu
dapat direalisasikan segera (tanjiz), Ketiga, ucapan itu bersifat pasti.
Keempat, ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan..
4. Jenis Harta Yang Diwakafkan
1. Benda Tidak Bergerak
a. hak
atas tanah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan baik yang sudah
maupun yang belum terdaftar;
b. bangunan
atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf
a;
c. tanaman
dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
d. hak
milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan; dan
e. benda
tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan Peraturan
Perundang-undangan.
Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari:
a. hak milik atas tanah
baik yang sudah atau belum terdaftar;
b. hak guna bangunan, hak
guna usaha atau hak pakai di atas tanah negara;
c. hak guna bangunan atau
hak pakai di atas hak pengelolaan atau hak milik wajib mendapat izin tertulis
pemegang hak pengelolaan atau hak milik;
d. hak milik atas satuan
rumah susun.
2.
Benda Bergerak Selain Uang
Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan
meliputi:
a. kapal;
b. pesawat terbang;
c. kendanaan bermotor;
d. mesin atau peralatan
industri yang tidak tertancap pada bangunan;
e. logam dan batu mulia;
dan/atau
f. benda lainnya yang
tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya dan memiliki manfaat jangka
panjang.
3.
Benda Bergerak Berupa Uang
a. Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang
rupiah.
b. Dalam hal uang yang
akan diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka harus dikonversi terlebih
dahulu ke dalam rupiah.
5. Hikmah Wakaf
Hikmah wakaf yang dapat diidenfikasi antara
lain:
1)
Membuka jalan ke arah
ibadah kepada Allah swt.
2)
Merealisasikan minat
orang beriman yang suka memberi wakaf dan berlumba-lumba dalam amal kebajikan
dan mengharapkan pahala.
3)
Memberi pahala yang
berkesinambungan kepada pewakaf selepas kematian selama harta wakaf tersebut
berkekalan.
4)
Untuk kebaikan Islam,
seperti membangun masjid, surau, tanah perkuburan dan sebagainya.
5)
Membantu mengurangkan
beban orang fakir dan miskin serta anak yatim
Dengan menunaikan ibadah
wakaf akan memberi pengaruh terhadap kehidupan sosial yang
positif dan dinamis penuh rasa tanggung jawab sosial, terhindar dari pengaruh paham
negatif seperti kapitalisme yang membawa pada sikap individualistic,
egoistic, dan komunisme yang menghasut golongan rakyat kecil dengan orang-orang kaya dan pemerintah.
Karenanya, prinsip dasar wakaf yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial
merupakan implementasi dari sistem ekonomi yang mendorong dan mengakui hak milik
individu dan masyarakat secara seimbang. Konsep keadilan dalam Islam
mengajarkan agar manusia menyadari sedalam dalamnya bahwa Allah Maha Adil
terhadap seluruh makhluk-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar