Sabtu, 18 Mei 2013

"Rambideun" dalam al-Quran

Oleh:
Ir. H. Basri A. Bakar, M.Si
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindungnya selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahuinya).”
(QS. al-‘Ankabut: 41)

Laba-laba yang dalam bahasa Aceh disebut Rambideun adalah binatang dengan sarang paling rapuh. Meski demikian, sarang ini bukanlah tempat yang aman bagi mangsa. Binatang kecil apa pun yang tersangkut di sana akan terjebak, disergap pemilik sarang, lalu disantap. Serangga ini membuat sarangnya yang berbentuk jaring-jaring dari benang sutra (air ludahnya) yang dihasilkan dari perutnya yang juga berfungsi sebagai perangkap mangsa.

Salah satu hal negatif dari laba-laba adalah filosofi hidupnya hanya berfikir dan berbuat untuk kepentingan dan kesenangan dirinya saja. Dia membuat sarang berupa jaring-jaring untuk memperdaya dan menangkap binatang lain untuk makanannya. Yang dia pikirkan hanya dirinya saja dan dia tidak perduli dengan nasib makhluk lainnya. Selain itu naluri laba-laba menganggap bahwa hewan lain selain dirinya adalah musuh sekaligus mangsa untuk makanan dirinya. Begitu ada hewan lain yang mendekat ke sarangnya dia terlihat pontang-panting panik bergerak ke segala arah.

Itulah kebiasaan dan pola hidup rambideun. Orang-orang yang menyerupai sifat rambideun biasanya selalu mementingkan diri sendiri. Ia tidak pernah merasa sedih melihat orang lain menderita, yang penting dirinya senang. Bahkan kalau bisa orang lain akan dimangsa demi memperturutkan hawa nafsunya. Orang yang berbudaya seperti laba-laba sangat merugikan orang lain dan tidak mensyukuri nikmat yang telah didapatkannya, ia tidak lagi berpikir tentang sekitarnya dan mereka tidak lagi membutuhkan berpikir apa, siapa, kapan, dan di mana. Apa yang ia pikirkan hanyalah untuk kepentingan dan kesenangan pribadi.

Tidak sedikit kita menemukan orang yang tamak dan memfitnah sesama untuk mencapai tujuannya. Mudah-mudahan menjelang Pilkada ke depan, tidak ada kandidat yang ikut-ikutan seperti Rambideuen yang menebar jaring maut demi kemenangan. Orang yang berperangai seperti laba-laba tidak cocok menjadi pemimpin, karena naluri kebinatangannya akan muncul saat ia berkuasa. Ia tak segan-segan mendhalimi rakyatnya untuk kesenangan dirinya.

0 komentar: