Selasa, 23 April 2013

Menag: Pesan Perdamaian Harus Membumi

Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Suryadharma Ali berharap pesan perdamaian dalam International Conference on Islam, Civilization, and Peace, yang akan berlangsung di Jakarta, 23-24 April 2013, dapat membumi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan hubungan internasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Menag saat jamuan makan malam di Hotel Borobudur Jakarta, Senin malam (22/04). Hadir pada kesempatan tersebut mantan Menteri Wakaf dan Urusan Islam Kerajaan Yordania Prof. Dr. Abdul Salam Al-Abbadi, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, serta delegasi dari seluruh undangan peserta konferensi tersebut.
Menurut Menag, setiap muslim berkewajiban menyampaikan pesan damai kepada seluruh umat manusia. Pesan tersebut sayogyanya dapat membumi dalam kehidupan
masyarakat.

“Sepanjang yang kami ketahui, pembumian pesan damai itu telah diupayakan oleh umat Islam seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan Yordania, dalam kurun waktu cukup lama,” kata Menag.
Menag menyatakan, pada 4-6 Juli 2005 misalnya, Kerajaan Yordania telah menyelenggarakan Konferensi Islam Internasional dengan tema Islam Hakiki dan Perannya dalam Masyarakat Modern. Pada konferensi yang dihadiri para ulama, tokoh agama, dan cendikiawan muslim dari 49 negara tersebut, telah dihasilkan kesepakatan yang disebut Risalah Amman atau “AmmanMessage”.
Dalam “AmmanMessage”, tercantum lima kesepakatan yang pada intinya, menurut Menag, perlu pengakuan dan penghargaan terhadap kemajemukan madzhab dan aliran dalam Islam. “Indonesia sangat berkepentingan dengan kesepakatan tersebut, utamanya untuk menjaga harmonisasi hubungan umat beragama, terutama di kalangan umat Islam,” Menag menjelaskan.
“Kami kira sangat penting dan perlu untuk disosialisasikan terus-menerus kepada khalayak nasional, regional, dan internasional,” tambah Menag.
Menag juga menegaskan, “International Conference on Islam, Civilization, and Peace” menjadi tonggak penting dalam menyampaikan pesan damai kepada dunia. Konferensi ini akan dihadiri 300 peserta dari 19 negara, yakni Indonesia, Jordania, Brunei, Papua Nugini, Jepang, Taiwan, Palestina, Rusia, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Serbia, Turki, Inggris, Mesir, Thailand dan Timor Leste dari berbagai kalangan (menteri
agama, profesional, akademisi dan praktisi di bidang ekonomi).
Dalam konferensi tersebut, beberapa narasumber diundang, antara lain Prof. Dr. Amir al-Hafi, Prof. Dr. Muhammad al-Zaghul, Prof. Dr. Ahmad al-Sa’ad, HM. Yusuf Kalla, Mendikbud M. Nuh, Prof. Komaruddin Hidayat, dan Dr Muliaman D Hadad. (ant/ess)

0 komentar: